Rabu, 20 November 2013

Apa Perlu Cyberlaw di Indonesia?

Definisi cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang umumnya diasosiasikan dengan internet. Lalu pertanyaannya apakah perlu cyberlaw di Indonesia? Tentu saja perlu dan ini (cyberlaw) sudah menjadi kebutuhan karena dalam internet banyaknya berlangsung kegiatan cybercrime. Contoh cybercrime di internet atau dunia maya adalah :

  1. Hak cipta
  2. Hak merk
  3. Pencemaran nama baik
  4. Hacking
  5. Virus
  6. Pornografi, dsb
Pentingnya cyberlaw di Indonesia juga karena hampir semua masyarakat Indonesia, dari perusahaan, berbisnis melalui internet, sampai pendidikan menggunakan internet. Maka tujuan dari cyberlaw ini adalah upaya pencegahan tindak pidana dan penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan - kejahatan dengan sarana elektronik termasuk kejahatan terorisme dan bisnis prostitusi.

Rabu, 02 Oktober 2013

Pengaruh Melemahnya Rupiah Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Akhir-akhir ini Indonesia sedang didera krisis moneter yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-sehari. Mulai dari daya beli barang dan jasa yang tidak stabil contohnya harga emas yang semakin naik, barang2 elektronik, dan jelas penukaran uang dollar yang tinggi. Dan bukan tidak mungkin karena melemahnya rupiah ini bisa mengakibatkan  pemutusan hubungan kerja (PHK) dari berbagai dunia usaha. Ini semua terjadi disebabkan terjadinya pergeseran jual beli valuta asing, dan keadaan ekonomi dunia. Menurut Marzuki Alie selaku ketua DPR berpendapat, pelemahan nilai rupiah diakibatkan defisit perdagangan yang berlangsung lama. Selain itu juga disebabkan karena adanya capital outflow yang mengakibatkan defisit pembayaran. Melemahnya nilai tukar rupiah juga tidak lepas dari kondisi ekonomi global dan regional, termasuk kebijakan moneter Amerika Serikat.

http://www.voaindonesia.com/
http://www.beritasatu.com/

Penerapan Teknologi Informasi Dalam Perusahaan

 
Penerapan Teknologi Informasi sedang banyak dilakukan oleh para praktisi bisnis. Efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap praktisi bisnis merasa perlu menerapkan TI dalam lingkungan kerja, apalagi bila mereka ingin perusahaannya menjadi Customer Focus Organization.

Begitu aktifnya praktisi bisnis membicarakan Teknologi Informasi, namun nyatanya masih banyak perusahaan yang belum dapat menerapkan Teknologi Informasi dengan benar. Oleh karenanya manfaat dari TI itu sendiripun belum dapat sepenuhnya dinikmati. Sangat memprihatinkan, karena kita berada di tengah dunia bisnis yang sudah semakin mengglobal dimana teknologi informasi pun sudah menjadi perangkat penting dalam menjalankan bisnis.


Faktor utama penghambat penerapan TI sendiri ternyata adalah perilaku sumber daya manusia. Meninggalkan perilaku lama memang bukan pekerjaan mudah. Telah membudayanya perilaku lama dalam kehidupan, membuat kita terbiasa dan tidak sadar bahwa ternyata kita masih memiliki perilaku yang menghambat perubahan. Buntut-buntut ketidaksadaran itu adalah selalu tersendatnya usaha kita untuk maju.

Misalnya saja sikap kita yang meragukan sebuah perubahan atau pembaruan. Keraguan terhadap sesuatu yang baru membuat kita tidak bisa menyikapinya dengan positif. Kita lebih sering terkejut bila menemui sesuatu yang baru, bukan sebaliknya, yaitu cepat, tanggap dan sigap untuk mengikutinya. Bila ini terjadi secara terus menerus maka kita akan ketinggalan start dan tertinggal jauh dari pesaing kita.

Penerapan TI dalam lingkungan kerja menyebabkan perubahan pada kebiasaan/ cara kerja kita. Misalnya penerapan Enterprise Resources Planning (ERP) dalam perusahaan Anda. ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen di dalam perusahaan. Cara kerja lama yang kebanyakan dilakukan secara manual, dengan penerapan ERP, berubah menjadi serba otomatis melalui komputerisasi proses kerja. Perubahan yang harus dihadapi perusahaan dalam menerapkan TI tidak akan berhasil baik bila setiap komponen yang berada dalam perusahaan tidak berusaha untuk belajar mengadaptasi perubahan itu.

Hal yang paling ampuh agar kita selalu cepat dan tanggap menyikapi perubahan adalah dengan belajar. Melalui proses pembelajaran, kita menjadi tahu apa yang sebelumnya tidak kita tahu, memahami apa yang sebelumnya tidak kita pahami, dan akhirnya menerima apa yang tadinya tidak kita terima. Bila kita sudah mengkondisikan diri kita untuk belajar, maka kita akan selalu siap menerima hal baru. Alangkah baiknya bila semua karyawan menyadari pentingnya belajar dan melakukannya secara mandiri.

Kami setuju dengan pernyataan belajar adalah kunci sukses sebuah perubahan. Mewujudkan kemandirian dalam hal belajar memang sulit bagi perusahaan. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa penerapan TI di banyak perusahaan mengalami banyak hambatan. Menumbuhkan kebiasaan belajar merupakan pekerjaan rumah bagi siapapun dalam perusahaan yang ingin menerapkan TI.

Dalam mempelajari cara kerja yang baru, karyawan harus melaksanakannya secara terus menerus dan langsung menerapkannya (learning by doing). Karyawan harus selalu mengkondisikan dirinya dalam keadaan belajar.

Meningkatkan minat belajar secara mandiri membantu pelaksanaan penerapan TI dalam perusahaan. Perusahaan yang memiliki kemampuan belajar dan mengubah apa yang dipelajari menjadi langkah perbaikan secara cepat dan terus menerus akan mampu menjadi pemimpin dalam kompetisi global. Cara berpikir yang terbuka dan positif terhadap perubahan, serta berorientasi ke depan membantu perusahaan untuk menjadi yang terdepan dan unggul.

Kesimpulannya, bagi praktisi bisnis yang ingin menerapkan teknologi (tidak hanya terbatas pada TI), Anda harus selalu mengimbangi perkembangan teknologi dengan pembangunan mental sdm. Misalnya dengan menggunakan management tools untuk Human Resources Development, yaitu: Performance Management, Team Building, Leadership, Supervisory Management, dan sebagainya, atau secara lebih fokus Anda dapat menerapkan Change Management sehingga para karyawan mampu mengadaptasi perubahan lingkungan eksternal untuk mencapai tujuan internal baru. (IS)

http://www.aimsconsultants.com/
1

TEKNOLOGI WiMAX

Teknologi WiMAX

            WiMAX atau yang dikenal dengan Worldwide Interoperability for Microwave Access adalah suatu teknologi akses Broadband Wireless Access (BWA) merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh dan memiliki teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX adalah sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standart IEEE 802.16. Keunggulan teknologi WiMAX dibandingkan teknologi yang sudah ada seperti Wi-Fi adalah kemampuan daya jangkau sinyalnya yang lebih luas daripada teknologi sebelumnya. Memang pada dasarnya penggunaan teknologi WiFi sudah mencukupi kebutuhan akses internet dengan baik apabila dibandingkan dengan akses internet menggunakan dial-up (kabel), akan tetapi dengan adanya kebutuhan akses internet yang semakin luas, maka WiFi memiliki beberapa kekurangan sekarang ini, seperti area coveragenya tidak terlalu luas (hanya kisaran meter saja), sementara WiMAX mampu menjangkau daerah sejauh 50 kilometer dengan kemampuan transfer datanya sampai dengan 70 Mbps (Megabits per second).
Teknologi WiMAX memungkinkan kita memancarkan berbagai sinyal dalam jarak yang sangat berdekatan, tanpa harus cemas bahwa aneka sinyal tersebut akan saling mengganggu/berinterferensi. Dengan demikian, kita bias menumpangkan lalu lintas data dengan kepadatan tinggi dalam berbagai kanal tersebut. Dengan banyaknya kanal yang bisa ditumpangi oleh data yang berlimpah dalam satu waktu, ISP atau penyedia layanan broadband bisa menghadirkan layanan berbasis kabel atau DSL untuk banyak pelanggan sebagai ganti media kabel tembaga.
            WiMAX merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperability antara perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan point to multipoint (PMP) maupun point to point (PTP). Dengan kemampuan data hingga10 MBPS/user.
            Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari system Wi-Fi, sehingga keterbatasan Wi-Fi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi seluler seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi system yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman sata yang lebih tinggi.
Keuntungan WiMAX
Ada beberapa keuntungan dengan adanya WiMAX, jika dibandiungkan dengan WiFi antara lain sebagai berikut :
1.    Para produsen mikrolektronik akan mendapatkan lahan baru untuk dikerjakan, dengan membuat chip-chip yang lebih general yang dapat dipakai oleh banyak produsen perangkat wireless untuk membuat BWA-nya. Para produsen perangkat wireless tidak perlu mengembangkan solusi end-to-end bagi penggunanya, karena sudah tersedia standar yang jelas.
2.    Operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WIMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan dengan kompatibilitas yang lebih tinggi.
3.    Pengguna akhir akan mendapatkan banyak pilihan dalam berinternet. WiMAX merupakan salah satu teknologi yang dapat memudahkan kita untuk koneksi dengan internet secara mudah dan berkualitas.
4.    Memiliki banyak fitur yang selama ini belum ada pada teknologi WiFi dengan standar IEEE 802.11. Standar IEEE 802.16 digabungkan dengan ETSI HiperMAN, maka dapat melayani pangsa pasar yang lebih luas.
5.    Dari segi coverage-nya saja yang mencapai 50 kilometer maksimal, WiMAX sudah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberadaan wireless MAN. Kemampuan untuk menghantarkan data dengan transfer rate yang tinggi dalam jarak jauh dan akan menutup semua celah broadband yang tidak dapat terjangkau oleh teknologi kabel dan digital subscriber line (DSL).
6.    Dapat melayani para subscriber, baik yang berada pada posisi line of sight (LOS) maupun yang memungkinkan untuk tidak line of sight (NLOS).
            WiMAX memang dirancang untuk melayani baik para pengguna yang memakai antenna tetap  (fixed wireless) maupun untuk yang sering berpindah-pindah tempat (nomadic). WiMAX tidak hanya hanya dapat melayani para pengguna dengan antenna tetap saja misalnya pada gedung-gedung diperkantoran, rumah tinggal, toko-toko dan sebagainya. Bagi para pengguna antenna indoor, notebook, PDA, PC yang sering berpindah tempat dan banyak lagi perangkat mobile lainnya memang telah kompatibel dengan dengan standar-standar yang dimilik WiMAX.
            Perangkat WiMAX juga mempunyai ukuran kanal yang bersifat fleksibel, sehingga sebuah BTS dapat melayani lebih banyak pengguna dengan range spektrum frekuensi yang berbeda-beda. Dengan ukuran kanal spektrum yang dapat bervariasi ini, sebuah perangkat BTS dapat lebih fleksibel dalam melayani pengguna. Range spektrum teknologi WiMAX termasuk lebar, dengan didukung dengan pengaturan kanal yang fleksibel, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka berada dalam range operasi dari BTS. Fasilitas quality of service (QOS) juga diberikan oleh teknologi WiMAX ini. Sistem kerja media access control pada data link layer yang connection oriented memungkinkan digunakan untuk komunikasi video dan suara. Pemilik internet service provider (ISP) juga dapat membuat berbagai macam produk yang dapat dijual dengan memanfaatkan fasilitas ini, seperti membedakan kualitas servis antara pengguna rumahan dengan pengguna tingkat perusahaan, membuat bandwidth yang bervariasi, fasilitas tambahan dan masih banyak lagi.

Berbagai Aplikasi WiMAX
            WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih enarik. Disamping kecepatan data yang tinggi yang mampu diberikan, WiMAX juga membawa open standard. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary).
            Dalam perkembangannya WiMAX nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi market yang fixed saja tapi market yang bersifat portabel bahkan yang mobile juga merupakan sasaran dari WiMAX. Dengan kecepatan data yang tinggi (sampai 70 MBps) maka WiMAX layak diaplikasikan untuk last milebroadband connections, backhaul dan high speed enterprise.
            Dibandingkan dengan teknologi wireless lainnya, WiMAX merupakan salah satu teknologi yang baru. Bahkan pengujian perangkat dari beberapa vendor untuk mendapat sertifikat ”WiMAX” baru dimulai sekitar bulan Juli 2005. Untuk standar WiMAX mobile (IEEE 802.16e) baru disahkan sekitar pertengahan tahun 2006.

1.      Aplikasi Backhaul
            Untuk aplikasi backhaul, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk backhaul WiMAX itu sendiri, backhaul Hotspot dan backhaul teknologi lain.
a.  Backhaul WiMAX
     Aplikasi ini mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater dalam sistem selular. Tujuannya untuk memperluas jangkauan dari WiMAX. Gambar berikut memberikan ilustrasi dimana BTS1 WiMAX dipakai untuk koneksi langsung ke Jaringan IP dan BTS1 dapat disambung ke jaringan yang bersifat TDM seperti sentral telepon biasa. BTS2 digunakan sebagai titik yang menghubungkan pelanggan WiMAX ke BTS1 WiMAX.


b.  Backhaul Hotspot
     Sebagian besar jaringan hotspot banyak menggunakan saluran ADSL sebagai backhaul-nya. Dengan keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX juga bisa dimanfaatkan sebagai backhaul hotspot. Di Lokasi Hotspot W-Fi, disamping terdapat Akses point wireless LAN, juga terdapat CPE WiMAX. CPE WiMAX langsung dihubungkan ke Akses Point baru terminal /pelanggan hotspot tersambung via Akses Point ke jaringan internet.

2.      Akses Broadband
            WiMAX dapat digunakan sebagai ”last mile” untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi ini. Untuk personal broadband, WiMAX melayani pasar yang besifat nomadic, dimana tingkat perpindahan dari pengguna kecepatan yang rendah.

3.      Personal Broadband
            WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband, dapat dibedakan menjadi 2 pangsa pasar yaitu yang bersifat nomadic dan mobile. Penjelasan lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :
a.  Nomadic
Untuk solusi nomadic, di mana tingkat perpindahan pengguna WiMAX tidak sering dan kalaupun berpindah dengan kecepatan yang rendah. Gambar berikut menunjukkan teknologi WiMAX untuk aplikasi personal broadband yang bersifat nomadic.


b.         Mobile
     Pada aplikasi mobile, user WiMAX layaknya menggunakan terminal WiFi seperti notebook, PDA atau smartphone. Perpindahan/tingkat mobilitasnya sama dengan WiFi.

     Pemanfaatan mobile WiMAX ini layaknya seperti memanfaatkan jaringan WiFi. Dengan adanya redundant jaringan tersebut, maka pelanggan akan semakin dimudahkan, pelanggan dapat memilih WiMAX broadband (untuk jaringan WiMAX) atau wireless Hotspot (untuk jaringan WiFi/Wireless LAN).

LONG TERM EVOLUTION

LONG TERM EVOLUTION
3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009.
3GPP Long Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE danUMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya.
LTE pertama kali diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Srockholm pada 14 Desember 2009. LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang pertama.
Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G.

Sekilas tentang LTE
LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang menyebabkan 3GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain adalah permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas servis serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa depan.



3GPP LTE mewakili kemajuan besar didalam teknologi selular. LTE di rancang untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses data dan media angkut yang berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara untuk beberapa dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia unicast dan servis penyiaraan multimedia. Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia saja tetapi dapat juga menyambungkan mesin.

Teknologi LTE dan layanannya
·         Teknologi LTE secara teoritis menawarkan kecepatan downlink hingga 300 Mbps dan Uplink 75 Mbps.
·         LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melaului banyak operator spektrum radio yang masing-masing nya sebesar 180 kHz. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan secra serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil kemungkinan terjadinya efek multi path.
·         Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, channel transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
·         LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-IP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network.
·         Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar muka dan protocol di tempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda.


Arsitektur Jaringan dan Antarmuka dari Teknologi LTE
Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan.

Pengaturan teknlogi LTE
Transmisi data dalam LTE baik dalam arah uplink maupun downlink dikontrol oleh jaringan. Proses ini sama seperti teknologi GSM maupun UMTS. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh eNode-B.

Prosedur Dasar
Perangkat LTE yang cenderung lebih data sentris akan memulai pencarian jaringan yang sesuai terdahulu. Jika perangkat tidak menemukan cell LTE maka perangkat akan menggunakan teknologi cell UMTS dan GSM.
Setelah perangkat mobile informasi untuk untuk bisa mengakses jaringan terpenuhi, maka perangkat akan melakukan prosedur attach. Prosedur attach memberikan alamat IP dan perangkat mobile mulai bisa mengirim dan menerima data dari jaringan.
Pada teknologi GSM dan UMTS perangkat bisa tersambung dengan jaringan tanpa alamat IP, namun pada teknologi LTE perangkat harus memiliki alamat IP agar tersambung dengan jaringan.

Jaringan telepon
Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya LTE menggunakan jaringan all-IP. Sedangkan telepon pada GSM dan UMTS menggunakan circuit switching. Dengan pengadopsian teknologi LTE, maka para operator harus merencanakan ulang jaringan telepon mereka. Munculah tiga pendekatan yang dapat digunakan:
·         CSFB (Circuit Switched Fallback): Pada pendekatan ini, LTE hanya menyediakan servis data dan ketika telepon dilakukan atau diterima maka akan kembali menggunakan circuit switching. Kerugian yang didapatkan adalah pengaturan telepon mengambil waktu yang lebih lama.
·         SVLTE (Simultaneous Voice and LTE): Pada pendekatan ini ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit switching secara bersamaan. Kekurangan pada pendekatan ini adalah ponsel cenderung memiliki harga mahal dan menggunakan konsumsi tenaga yang tinggi.
·         VoLTE (Voice over LTE): Pendekatan ini berbasis pada IP multimedia subsistem, yang bertujuan menyokong akses telepon dan multimedia melalui terminal nirkabel.
Selain ketiga pendekatan diatas, terdapat alternatif lain yang tidak diinisiasikan oleh operator yaitu , Over-the-top-content servis , menggunakan aplikasi seperti skype dan google talk untu menyediakan servis telepon bagi LTE. Walupun begitu sekarang dan beberapa masa kedapan, servis telepon masih menjadi pemasukan utama bagi operator mobile. Maka menggantungkan servis telepon LTE sepenuhnya pada OTT, merupakan suatu tindakan yang tidak akan menerima banyak dukungan dari industri telekomunikasi.

Kekurangan Teknologi LTE
Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk infrastruktur jaringan baru realtif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.
Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu memebeli mobile device baru guna mengguna infrastruktur jaringan yang baru.